Sejarah Desa Montong Baan
1.Kondisi Geografis
Desa Montong Baan merupakan salah satu desa tertua yang ada di
kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Desa ini berada
ditempat yang strategis dan mudah dijangkau dari ibu kota kabupaten maupun
provinsi, karena berada di tepi jalan Negara Masbagik dan Mataram. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada peta dibawah ini.
Sumber: dokumen
profil Desa Montong Baan tahun 2015
Gambar 4.1 Peta wilayah Desa Montong Baan
Bentuk peta wilayah Desa Montong Baan memanjang
dari timur ke
barat dengan
ketinggian 1.300 mdl di
atas permukaan laut, yang terdiri dari dataran rendah, dengan luas wilayah 282 Ha. Desa Montong Baan
beriklim tropis dengan curah hujan antara enam bulan
pertahun
dengan suhu rata-rata 30ºc. Adapun Desa Montong
Baan terbagi dalam empat Dusun yaitu:(1) Dusun Montong Baan, (2)Dusun Mentaum, (3)Dusun Montong Atas, (4) Dusun Batu Mora.
Berdasarkan sejarah Desa Montong Baan berdiri pada tanggal 3
November 1938 dipimpin oleh seorang tokoh yang kharismatik di Desa Montong Baan
yaitu Lalu Abdul Azim dari tahun 1938 sampai 1959 Kepala Desa pertama karena
pada saat itu beliau sudah tua sehingga digantikan oleh Lalu Fachrudin pada
tahun 1959 sampai 1988, kemudian digantikan oleh LaluWiradja sebagai Kepala
Desa ketiga secara terpilih dari tahun 1988 sampai tahun 1997. Setelah itu dari
tahun 1997 sampai 2004 digantikan oleh Drs. Lalu Alimudin, MBA. Sebgai kepala
Desa keempat. Dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2009 digantikan oleh Lalu
Putranom sebagai kepala Desa terpilih. Pada bulan November 2009 Desa Montong
Baan dimekarkan menjadi dua yaitu Desa Montong Baan dan Desa Montong Baan
Selatan. Dari tanggal 14 Mei 2013 digantikan oleh Mursidin sebagai Kepala Desa
yang keenam.
Jarak pusat Desa Montong
Baan ke kantor camat sejauh 1,5 Km, dan jarak ke ibu kabupaten/kota sejauh 15 Km, serta jarak ke ibu
kota provinsi sejauh 38 Km. Secara administratif Desa Montong Baan merupakan salah satu Desa
dari 14 (empat belas) Desa yang ada di wilayah Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok
Timur, terdiri dari 4 Dusun dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Desa Pringga Jurang Kecamatan Montong Gading
Sebelah selatan : Desa Montong Baan Selatan Kecamatan Sikur
Sebalah timur : Desa Sikur Kecamatan Sikur
Sebelah barat : Desa Terara
Kecamatan Terara
2. Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
Penduduk memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan.
Penduduk merupakan obyek dari pembangunan sekaligus subyek dari pembangunan itu
sendiri. Sebagai obyek pembangunan penduduk memiliki hak untuk diperhatikan
kesejahteraanya, baik melalui pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang
perkeonomianya, maupun sejauh mana tersedianya lapangan pekerjaan.
Jumlah penduduk Desa Montong
Baan sebanyak 6.204 jiwa yang terdiri dari 3.092 penduduk laki-laki dan 3.112
perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2.546 kk. Penyebaran penduduk
bisa dikategorikan memiliki rentang yang sangat berhimpitan antara rumah yang
satu dan yang lainya disetiap masing-masing Dusun yang ada di Desa Montong Baan
dengan kepadatan penduduk 20,37%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
No
|
Jenis kelamin
|
Tahun 2016
|
Tahun 2017
|
1
|
Laki-laki
|
3.092
|
3.092
|
2
|
Perempuan
|
3.112
|
3.112
|
3
|
Jumlah
|
5.617
|
6.204
|
Sumber: dokumen
profil Desa Montong Baan tahun 2015
Tabel 4.1 Jumlah penduduk
Desa Montong Baan tahun 2016 dan 2017
Dari tabel 4.1 dapat kita lihat presentase perkembangan penduduk
laki-laki sebanyak 1,08% dan perempuan sebanyak 1,27%. Hal ini menunjukkan
jumlah penduduk Desa Montong Baan mengalami peningkatan dari tingkat kelahiran
dan perkawinan.
b. Sistem
Religi
Karakter islam yang berkembang di Desa Montong Baan pada awalnya masih bercampur baur
dengan ajaran mistis sebelum masuknya
para tuan guru. Meskipun masyarakat sudah menganut agama islam namun dalam
penerapan sehari-hari belum dijalankan secara murni. Hal tersebut disebabkan
karena pada saat itu pengaruh animisme, dinamisme masih sangat kental.
Seiring mulai timbulnya kesadaran masyarakat untuk belajar agama
baik melalui pendidikan formal maupun non formal perlahan pengaruh animisme, dinamisme pada masyarakat Desa
Montong Baan semakin berkurang terlebih lagi dengan masuknya beberapa tuan guru di Montong Baan, salah satunya yaitu TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid. Keberhasilan dakwah islam yang
dibawa oleh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dan peran beberapa muridnya
perlahan memebawa perubahan pada sistem religi masyarakat yang ada di Desa
Montong Baan. Pengaruh animisme,
dinamisme terbukti dengan terjadinya perubahan sikap dan prilaku keagamaan
masyarakat di Desa Montong Baan.
Namun tidak dapat di pungkiri kepercayaan terhadap animise masyarkat
masih kental sampai sekarang , ini dapat
dilihat dari apabila salah seorang ,meninggal dunia, ketika setiap melaksankan
zikiran terlebih dahulu dibakarkan kemenyan, begitu juga pada saat melaksanakan
khitanan masyarakat akan melakukan ritual
breke dengan menyiapkan hasil bumi sebagai hidangan untuk dipersembahkan
kepada arwah leluhur, walaupun hidangan tersebut dibagikan kepada warga yang
hadir pada acara tersebut secara berebutan.
c. Mata
Pencaharian Penduduk.
Sesuai dengan keadaan geografis Desa Montong Baan pada umumnya mata pencaharian penduduk cukup heterogen meskipun
didominasi oleh sektor pertanian
yaitu sebagai petani pemilik lahan dan buruh tani, dengan masa panen rata-rata
tiga kali dalam setahun, disamping itu pula sebagian dari petani-petani
tersebut selain memanfaatkan lahannya untuk pertanian juga membuat usaha sampingan
disektor sebagai pengrajin industri rumah tangga, dan peternakan, sedangkan yang lainnya bekerja sebagai pedagang,
karyawan swasta, PNS, guru dan montir.
Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1.037 orang sebagai petani, buruh
tani sebanyak 2.458 orang, dan 341 orang sebagai peternak. Sementara itu
penduduk yang bekerja di sektor swasta sejumlah 73 orang, berdasarkan keahlian
tertentu sebgaia montir dan pengrajin industry rumah tangga sebanyak 407 orang,
dan sebagai pedagang sebanyak 92 orang.
d. Prasarana Dan Sarana Sosial dan Pendidikan
Prasarana dan sarana sosial merupakan alat
penunjang dalam melakasnakan suatu kegiatan baik yang bersifat individu maupun
kelompok di lingkungan tertentu, karena melalui kegiatan sosial dalam sebuah
lingkungan masyarakat akan dapat menumbuhkan rasa persaudaraan antar sesama
seperti sarana ibadah dan alat kesenian. Melalui kegiatan-kegiatan hari besar
islam yang dilakuakan di masjid maupun mushola akan memudahkan masyarakat untuk
bersilaturahim, begitu juga dengan acara-acara warga misalnya ketika acara
begawe atau pesta, tasyakuran dan lainya. Selama tahun
2015 di desa Montong Baan terdapat masjid sebanyak 8 buah, dan msusholla
sebanyak 43 buah dan terdapat 1 jenis kesenian masyarakat yakni kecimol.
Selain itu juga bidang sosial lainya yakni bidang kesehatan
dimana terdapat 1 unit rumah bersalin,
dan 1 unnit balai kesehatan ibu dan
anak, serta 10 unit tempat posyandu. Ketersediaan fasilitas kesehetan tersebut
juga didukung dengan adanya tenaga medis. Dalam kurun waktu yang sama di Desa
Montong Baan tercatat 1 orang bidan dan
3 orang dukun bersalin terlatih. Sarana penunjang kesehatan lain yanga ada di
Desa Montong Baan dianataranya jamban keluarga sebanyak 1.753 unit dan MCK umum
sebanyak 17 unit.
Pendidikan merupakan sektor yang penting untuk dicermati, karena
seringkali dijadikan sebagai barometer tingkat kemajuan suatu daerah.
Perkembangan pendidikan tidak pernah terlepas dari tersedianya berbagai lembaga
pendidkan beserta saran danprasarana seperti gedung sekolah pada berbagai
tingkatan dengan berbagai fasilitas pendukung hingga tenaga pengajar.Banyaknya
fasilitas penddidikan di Desa Montong Baan pada tahun 2015 mulaia dari pra
sekolah sampai sekolah menengah atau baik yang dikelola oleh pemerintah maupun
lembaga swasta adalah sebanyak 8 unit yaitu TK/PAUD sebanyak 3 unit, SD 4 unit,
MTS 1 unit, dan MA 1 unit.
e. Tingkat
Pendidikan
Gambaran tentang derajat pendidikan suatu
masyarakat sangat bermakna didalam mengevaluasi keberhasilan yang telah dicapai
oleh pemerintah selama ini. Apabila kemampuan membaca dan menulis dijadikan
sebagai suatu indikator tentang derajat pendidikan suatu masyarakat, maka
gambaran derajat pendidikan masyarakat Desa Montong Baan tergolong ke dalam
klasifikasi yang masih rendah. Karena masih banyak yang belum bias
membaca secara optimal bahkan bisa
dikatakan masih buta huruf Mengenai
tingkat pendidikan masyarakat Desa Montong Baan untuk lebih jelasnya dapat kita
lihat tabel berikut ini:
No
|
Tingkat
Pendidikan
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
1
|
Usia 3-6 tahun TK
|
60
orang
|
63 orang
|
2
|
7-18
tahun sedang sekolah SMP/SMA
|
622
orang
|
775
|
3
|
USIA
18-56 tahun tidak tamat SD
|
1.014
orang
|
1.323
orang
|
4
|
Tamat
SD
|
289
orang
|
1.490
orang
|
5
|
Usia
12-56 tahun tidak tamat SLTP
|
115
orang
|
171 orang
|
6
|
Usia
18-56 tahun tidak tamat SLTA
|
97
orang
|
269 orang
|
7
|
Tamat
SMP/sederajat
|
175
orang
|
291 orang
|
8
|
Tamat
SMA/sederajat
|
201
orang
|
365 orang
|
9
|
Tamat
D-2/sederajat
|
70
orang
|
144 orang
|
10
|
Tamat
S-1
|
28
orang
|
37 orang
|
11
|
Tamat
S-2
|
5
orang
|
1 orang
|
Jumlah
|
2.941
orang
|
4.085
orang
|
Sumber: dokumen profil Desa Montong Baan
tahun 2015
Tabel 4.2 tingkat pendidikan masyarakat Desa Montong Baan
Sesuai dengan tabel 4.2 tingkat pendidikan
masyarakat Desa Montong Baan dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat pasca
sarjana, terlihat adanya stratifikasi yang cukup signifikan jika ditinjau dari
segi jumlah dimana terdapat banyak dalam usia 12 sampai
56 tahun yang tidak tamat peendidikan dasar. Selain itu juga jumlah sarjana
yang ada, tidak sebanding dengan jumlah penduduk, sehinngga dapat dikatakan
bahwa di masing-masing dusun, jika dipersentasekan terdapat sekitar 5 % sarjana yang ada.
f. Organisasi Sosial
Kemasyarakatan
Organisasi sosial kemasyarakatan yang ada di Desa Montong
Baan terbagi dalam empat golongan organisasi kemasyarakatan yaitu warga
Nahdlatul Wathan Pancor, warga Nahdlatul Wathan Anjani, warga Yatofa dari
yayasan Attohiriah Fadiliyah Bodak Lombok
Tengah dan jama`ah dari yayasan Ponpes Sibawaihi
Mutawalli Jerowaru. Keempat organisasi ini berkembang dan masing-masing memiliki pembagian-pembagian
kelompok tertentu dibawahnya sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing.
diantaranya terdapat kelompok pamswakarsa ( Satuan Tugas Hamzanwadi/ kelompok Pastabikul
Khairoh dibawah organisasi NW Pancor, HISBULLAH dibawah organisasi NW Anjani,
pamswakarsa YATOFA dibawah yayasan Attohiriah Fadiliyah Bodak dan AMPHIBI
dibawah yayasan ponpes pimpinan TGH Sibawaihi Mutawalli Jerowaru serta ada juga
jamaah tarekat pimpinan Tuan Guru Isah Sakra. Disamping itu adapula organisasi
sosial lainnya seperti banjar dan subak, banjar yaitu organisasi sosial yang
berupa perkumpulan masyarakat yang bertujuan untuk membantu salah satu warga
atau anggota organisasi yang tertimpa musibah kematian sedangkan subak yaitu
kumpulan masyarakat berdasarkan kepemilikan sawah.
Interaksi masyarakat sehari-hari antara organisasi
yang satu dengan lainnya, secara umum dapat kita katakan
harmonis dan biasa- biasa saja, saling menghormati antara
yang satu dengan yang lain dan selama itu dianggap tidak merugikan organisasi masing-masing. Terbukti apabila organisasi tersebut melaksanakan suatu acara baik
yang bersifat agama maupun sosial mereka saling membantu untuk mensukseskan
acara tersebut tanpa melihat latar belakang organisasinya.
g. Angkutan dan Komunikasi
Angkutan dan komunikasi merupakan jenis sarana yang dapat memberikan
berbagai kemudahan bagi masyarakat delam kehidupan sehari-hari dalam segala
bidang keiidupan. Berbagai sarana
angkutan dan komunikasi bukan lagidianggap barang mewah, me;lainkan sebuah
kebutuhan pokok bagisebagian besar masyarakat. Kepemilikan kendaraan bermotor
semakinhari semakin meninngkat. Selama tahun 2015 tercatat sekitar 815 unit
kendaraan yamng terdiri dari bus umum 3
unit, truck umum 2 unit, pickup 15 unit dan 785 unit sepeda motor. Sedangkan
cidomo tercatat sebanyak 10 unit.
Jalan merupakan sarana utama yang digunakan untuk operasional
kendaraan bermotor. Pembangunan jalan yang memadai memegang peranan penting
sebagai pendukung kelancaran arus transportasi dan penghubung antar wilayah.
Panjang jalan Desa Montong Baan selama tahun 2015 tercatat sepanjang 2.000
meter jalan aspal dan 4.000 meter jalan tanah, serta 500 meter jalan
semen/beton. Sedangkan jumlah jembatan yang menghubungkan dusun dengan dusun
serta desa dengan desa yang lain sebanyak 4 unit, serta pangkalan ojek sebanyak
2 unit.
Selain sektor angkutan, sektor komunikasi juga memiliki peranan yang
sangat besar dalam mendukung kelancaran arus informasi. Tercatat sebanyak 1.150
unit Televisi dan 1.150 unit parabola, walupun begitu, sarana komunikasi yang
ada di Desa Montong Baan hanya mengandalkan handphone yang rata-rata dimiliki
di setiap rumah atau kepala keluarga,sedangkan alat komunikasi umum seperti
wartel dan kantor pos tidak ada.
*penulis Mawardi, S.Pd (Ketua Remaja Talun Ume Dusun Montong Baan)
*penulis Mawardi, S.Pd (Ketua Remaja Talun Ume Dusun Montong Baan)
Tulisan yang bagus pak. Cobak lebih di kembangkan lagi. Bukan hanya kondisi geografis, tapi mungkin lebih di keluarkan lagi karakteristik-karakteristik yang ada di masing-masing dusun, misalnya jika daerah saya di dusun mentaum lebih di munculkan kekhasannya. Terus di daerah bapak apa. Bagus pak tulisannya jadi dapat informasi mengenai desa sediri.
BalasHapusnggih terima kasih buk..
HapusHarrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino & Hotel. 아산 출장마사지 2800 안동 출장샵 S. Cherokee 태백 출장샵 Road, Suite 301, 안성 출장안마 Cherokee, 28719, 28719. 서귀포 출장마사지 View map.